Selasa, 24 Mei 2011

Merancang Strategi Inovasi

Hidup barangkali kini terasa makin nyaman, dan untuk itu kita layak memberikan ucapan terima kasih pada para inovator yang telah empersembahkan aneka produk inovatif dihadapan kita. Dua dekade silam, kita mungkin tak pernah membayangkan betapa kita bisa melayangkan sederet kalimat romantis pada kekasih kita melalui medium SMS. Atau, juga melakukan chatting dengan kawan diseberang samudera melalui fasilitas internet. Karena itu, siapa tahu dua puluh lima tahun lagi kita bisa menikmati mobil terbang, melayang diatas jalanan kota Jakarta sambil menikmati pendaran emas menara Monas?

Ya kini tiap hari rasanya kita senantiasa disuguhi aneka produk yang menawarkan sejumput inovasi demi sebuah kenikmatan hidup. Mulai dari produk kamera digital, internet banking, media televisi diatas screen telpon genggam, hingga produk celana-dalam-sekali-pakaikemudian-dibuang. Hidup memang terus bergerak, dan setiap perusahaan seperti dipacu untuk terus meluncurkan aneka produk baru. Dengan kata lain, tanpa inovasi, sebuah perusahaan hampir pasti akan terpelanting mati dalam sirkuit persaingan bisnis yang kian brutal. Persoalannya kemudian adalah : bagaimana caranya suatu perusahaan bisa menjadi lebih inovatif; bukan hanya dalam aneka produk yang dibuat, namun juga dalam rangkaian proses pengelolaan manajemennya? Sejumlah penyelidikan menyebut tiga aspek kunci yang layak digenggam dalam perlombaan menjadi sang jawara inovasi.

Aspek yang pertama adalah, penciptaan iklim inovasi dalam denyut kehidupan suatu perusahaan. Tentu saja harus segera disebut bahwa penciptaan iklim ini tidak hanya dapat dilakukan melalui aneka slogan atau lips service belaka. Iklim ini hanya bisa mekar melalui sistem pengelolaan manajemen yang demokratis, bergerak cair dalam lintas departemen, dan diusung melalui pola kepemimpinan yang terbuka terhadap beragam ide baru, betapapun radikalnya ide baru itu. Dalam kenyataannnya, pola kepemimpinan yang demokratis bahkan disebut sebagai faktor kunci bagi mekarnya kreativitas diantara para karyawan. Tanpa pola kepemimpinan yang empowering, maka barisan karyawan yang penuh daya kreativitas sekalipun, niscaya akan layu dan tenggelam dalam frustasi lantaran ide-idenya selalu terbentur dengan tembok birokrasi yang mematikan.

Aspek yang kedua, adalah adanya visi dan arah yang jelas mengenai strategi perusahaan menghadapi lansekap pasar masa depan. Tanpa strategi yang jelas, acapkali proses inovatif yang telah dimunculkan hanya akan berputar-putar ditempat tanpa mampu diterjemahkan menjadi produk unggul yang menguntungkan dan menang di pasaran. Kisah klasik yang tragis mengenai kehebatan para peneliti di Xerox mungkin layak disebut disini.

Pada tahun 70an, para peneliti Xerox inilah yang pertama kali menemukan teknologi mouse, dan juga tampilan windows yang kini menghiasi setiap layar komputer. Namun tragisnya, para petinggi Xerox tidak mampu melihat itu semua sebagai strategi penciptaan produk yang menguntungkan. Pada akhirnya, perusahaan lainnya yang kemudian mengeksploitasi beragam temuan inovatif itu menjadi aneka produk legendaris. Pesannya barangkali jelas : sebuah perusahaan mesti menempatkan segenap proses inovasinya dalam payung strategi yang jelas mengenai masa depan. Tanpa itu, maka proses inovasi yang melelahkan hanya akan berujung pada kegagalan yang tragis.

Aspek yang terakhir yang juga layak diperhatikan ketika perusahaan hendak berinovasi adalah kepekaan mengantisipasi kebutuhan masa depan pelanggan. Keberhasilan fenomenal Apple dalam mendesain dan menjual iPod sungguh tak lepas dari kepaiawaian mereka dalam mengendus perubahan gaya hidup pelanggan menuju digital lifestyle. Dan kini, mereka mencoba menduplikasi kesuksesan iPod dengan meluncurkan iPhone, sebuah produk inovatif yang mengundang banyak decak kagum.

Kisah sukses Apple ini mengindikasikan bahwa strategi inovasi yang jitu mesti harus selalu ditautkan dengan dinamika kebutuhan pelanggan, atac acap disebut sebagai customer driven innovation strategy.

Proses menjadi perusahaan yang inovatif memang tidaklah mudah. Dibutuhkan energi, nafas yang panjang dan juga kreativitas yang jempolan untuk melaksanakan tiga aspek diatas secara optimal. Namun kini ketika hidup terus bergerak kearah yang makin hipermodern, barangkali pilihannya memang tinggal inovasi atau mati. Mati pelan-pelan dalam kuburan produk-produk usang yang membosankan.

Gaya Manajemen Nan Elegan dari Apple

iMac, iPod, iTunes, dan iPhone sungguh merupakan deretan karya teknologi yang amat estetik. Deretan produk elegan dengan sentuhan seni yang mengesankan. Deretan produk yang barangkali ingin menggapai dengan sepenuh hati apa itu makna keindahan yang sempurna. Dan melalui deretan produk inilah, Apple kemudian menyeruak menjadi pendekar paling tangguh dalam era konvergensi digital masa depan.

Dalam lima tahun terakhir, Apple memang terus bergerak menggapai langit prestasi. Setelah produk iPod-nya melambung dan membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes. Pendeknya, menyaksikan kisah Apple ibarat menikmati jus apel yang segar dan menyehatkan. Lalu, apa sesungguhnya faktor kunci dibalik menjulangnya kerajaan Apple? Penyelidikan terhadap proses bisnis yang dilakoni oleh Apple membawa kita pada tiga elemen kunci yang mungkin bisa menjelaskan kejayaan perusahaan dari Cupertino, California ini. Elemen yang pertama dan mungkin paling vital adalah eksistensi sang CEO dan juga pendiri, Steve Jobs. Tak pelak, pria yang suka berpenamilan casual ini merupakan figur kunci dibalik ketangguhan Apple. Melalui visinya yang tajam dan citarasa yang kuat akan produkproduk teknologi berestetika, Steve telah menjelmakan dirinya sebagai jangkar yang amat menentukan ke arah mana bahtera Apple hendak dilayarkan.

Pertautan Steve Jobs dengan Apple sendiri merupakan sebuah kisah yang panjang nan berliku. Pria yang drop out saat kuliah di semester pertama ini mendirikan perusahaan Apple ketika usianya baru masuk 22 tahun (!) dari sebuah garasi mobil di rumah kontrakan. Di tahuntahun awal berdirinya pada pertengahan tahun 70-an, Apple sempat mengguncang dunia dengan mengeluarkan produk personal computer pertama di dunia. Namun seiring berjalannya waktu, nasib Steve Jobs sendiri justru berakhir tragis : pada tahun 1986 ia justru dipecat dari Apple. Sejak ia pergi, Apple limbung dan didera kegagalan demi kegagalan.

Setelah sempat berpetualang dengan mendirikan perusahaan Pixar (yang memproduksi film animasi sukses seperti Toy Story, Finding Nemo dan Cars), Steve Jobs melakukan langkah comeback : kembali direkrut untuk mengomandani Apple. Saat itu, tahun 1997, Apple tengah berada pada titik nadir, dan banyak orang meramalkan perusahaan ini sebentar lagi akan masuk liang kubur. Senjakala kematian mengintai dan mereka tak yakin Steve Jobs mampu menjelmakan dirinya menjadi sang dewa penyelamat. Toh sejarah kemudian menjadi saksi : betapa Steve Jobs telah melakukan proses comeback yang spektakuler. Steve Jobs sendiri sejatinya merupakan figur yang unik. Brilian, memiliki kepekaan seni yang mumpuni (ia pernah belajar kaligrafi), namun sekaligus memiliki sense of strong leadership. Pada sisi lain, Steve adalah pribadi yang selalu memburu titik kesempurnaan – baik pada aspek desain ataupun dalam proses manufakturing beragam lini produknya. Begitu ia yakin dengan visi desain produknya, maka ia akan bekerja mati-matian bersama para engineernya untuk memastikan agar desain itu benarbenar dapat diproduksi dengan penuh kesempurnaan. Kisah penciptaan iPod dan iPhone barangkali tak akan pernah terjadi tanpa sikap perfeksionis dan sekaligus proses kepemimpinan yang kuat dari Steve Jobs.

Elemen kedua yang menjadi penentu keberhasilan Apple adalah ini : sinergi yang sempurna antara beragam tim – baik tim desain, tim software, dan tim hardware. Semua melakukan kolaborasi secara paralel dan simultan. Proses penciptaan produk di Apple tidak dilakukan secara setahap demi setahap, dimana setelah desain selesai lalu diserahkan ke bagian software, lalu diteruskan lagi ke bagian hardware. Sebaliknya, dalam prosesnya semua aspek ini dikerjakan bersama-sama secara simultan. “Essentially it means that products don’t pass from team to team. It’s simultaneous and organic. Products get worked on in parallel by all departments at once — design, hardware, software — in endless rounds of interdisciplinary design reviews,”demikian tulis majalah Time dalam salah satu liputannya yang memikat tentang Apple.

Elemen yang terakhir mungkin lebih jarang diketahui orang. Elemen ini adalah hadirnya sang jenius lain bernama Jonathan Ive yang menjabat sebagai Chief Design Apple. Jonathan Ive adalah seorang desainer produk brilian yang telah memiliki peran amat sentral dalam sejarah kelahiran produk-produk legendaris Apple. Ive-lah yang menjadi otak dibalik lahirnya produk iMac, iPod dan iPhone. Dengan kata lain, sosok inilah yang dengan jitu menerjemahkan visi Steve Jobs menjadi kenyataan melalui rangkaian produk yang elegan dan penuh nuansa keindahan.

Demikianlah tiga elemen kunci yang kira-kira bisa menjelaskan tentang melambungnya prestasi Apple. Jika kita telisik, ketiga elemen ini semuanya bermuara pada people management : elemen yang pertama tentang leadership yang kuat dan visioner, yang kedua tentang kekuatan sinergi, dan yang ketiga tentang pengembangan kompetensi dan keahlian.

Rangkaian produk Apple selama ini memang selalu menebarkan pesona yang menggetarkan. Namun dibalik itu semua, mereka juga telah memberikan contoh yang sempurna tentang bagaimana menjalankan proses people management secara elegan.

Senin, 23 Mei 2011

Rangkaian Seven Segmen

                           Gambar rangkaian seven segmen dengan Mikrokontroller AVR

LCD 16x2















 Gambar rangkaian LCD 16x2 dengan Mikrokontroller AVR

cara kerja keypad 4x4

Keyboard seperti pada keyboard komputer, memiliki banyak inputan berupa huruf, angka, simbol, fungsi, dll. Menggunakan protokol dan komunikasi serial sinkron sehingga menggunakan 2 jalur komunikasi yaitu SDA (serial data) dan SCK (serial clock). Baik digunakan untuk sistem dengan inputan banyak dan kompleks dan sangat berguna untuk beberapa aplikasi mikrokontroller.


      Sedangkan keypad matriks adalah solusi untuk inputan cukup banyak dengan menggunakan sedikit pin mikrokontroller.Keypad matriks umumnya terdiri dari tombol / Push Button NO (Normally Open) yang dirangkai dengan susunan baris dan kolom sehingga membentuk matriks. Susunan matriks inilah yang menyebabkan banyak tombol dengan mengunakan sedikit pin mikrokontroller. Jika susunan matriks 4 baris dan 4 kolom atau matriks 4x4 maka banyak tombol yang dicapai adalah 16 buah tombol (maksimum 28 tombol) sedangkan matriks 4x3 sebanyak 12 tombol (maksimum 21 tombol).

Untuk mengakses keypad yang terhubung secara matriks seperti pada gambar 2 yaitu menggunakan cara sistem scanning.

Setiap pin baris dan pin kolom tidak terhubung satu sama lain.Saklar-saklar atau tombol tersebut jika ditekan akan menyebabkan pin baris dan pin kolom terhubung. Ketika S1 di tekan maka S1 akan menghubungkan baris 1 dengan kolom 1, ketika S3 ditekan maka S3 menghubungkan baris 1 dengan kolom 3, ketika S12 ditekan maka S12 menghubungkan baris 3 dengan kolom 4, dan sebagainya. Oleh sebab itu mikrokontroller harus mendeteksi terhubungnya pin baris dan pin kolom tersebut satupersatu agar tidak terjadi kesalahan pembacaan data yang selanjutnya didefiniskan sebagai suatu karakter. Untuk mencegah terjadinya kesalahan maka salah satu harus dijadikan output dan lainnnya dijadikan input yaitu kolom menjadi output dan baris menjadi input (disesuaikan dengan perancangan hardwarenya).

Metode scanning keypad adalah mendeteksi hubungan pin baris dan kolom karena tombol ditekan, secara berurutan, bergantian dan satu-persatu. Lebih jelasnya sebagai berikut :

           §  Pin-pin kolom menjadi output dan pin-pin baris menjadi input.
           §  Pin kolom dan pin baris kondisi awalnya (default) berlogika 1 semua.
           §  Output pin kolom 1 berlogika 0 lalu deteksi :
·       Jika input baris 1 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘1’
·       Jika input baris 2 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘4’
·       Jika input baris 3 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘7’
·       Jika input baris 4 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘*’

           §  Pin kolom dan pin baris kembali berlogika 1 semua.
           §  Output pin kolom 2 berlogika 0 lalu deteksi :   
·       Jika input baris 1 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘2’
·       Jika input baris 2 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘5’
·       Jika input baris 3 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘8’
·       Jika input baris 4 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘0’

           §  Pin kolom dan pin baris kembali berlogika 1 semua.
           §  Output pin kolom 3 berlogika 0 lalu deteksi :
·       Jika input baris 1 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘3’
·       Jika input baris 2 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘6’
·       Jika input baris 3 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘9’
·       Jika input baris 4 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘#’

           §  Pin kolom dan pin baris kembali berlogika 1 semua.
           §  Output pin kolom 4 berlogika 0 lalu deteksi :
·       Jika input baris 1 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘A’
·       Jika input baris 2 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘B’
·       Jika input baris 3 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘C’
·       Jika input baris 4 berubah logika menjadi 0 maka karakter ‘D’

Minggu, 22 Mei 2011

Macam-Macam Tipe Kepribadian

1. Sanguine
Sanguine yang periang adalah temperamen yang hangat, bersemangat, lincah dan “menyenangkan”. Ia dapat menerima segala keadaan, dan kesan-kesan yang dilihatnya dapat dengan mudah mempengaruhi hatinya yang dengan cepat memberikan tanggapan. keputusan-keputusannya lebih banyak ditentukan oleh perasaan dari pada pemikirannya.
Orang Sanguine memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyukai dirinya sendiri, dan biasanya ia menularkan sifatnya yang hangat itu. Bila ia masuk ke sebuah ruangan yang banyak orangnya, ia mempunyai kecenderungan untuk membangunkan semangat setiap orang yang ada di situ dengan kelancaran percakapannya yang riang gembira. Ia dapat membawakan cerita dengan menarik karena sifatnya yang hangat dan penuh emosi itu seakan-akan menunjukkan bahwa ia sedang mengalami apa yang diceritakannya itu.
Ia tidak pernah kekurangan teman. Ole Hallesby mengatakan, “sifat seorang Sanguine yang naif, spontan dan periang itu membuat banyak orang senang kepadanya”. Ia dapat benar-benar ikut merasakan sukacita dan kesusahan orang-orang yang dihadapinya dan dapat membuat orang yang dihadapi itu merasa dirinya penting, seakan-akan seorang sahabat yang istimewa dan demikian juga orang lain yg ditemuinya diperlakukan sama olehnya.
Ia menyukai orang-orang, tidak senang dengan kesunyian. dan yang paling senang ialah bila ia dikelilingi teman-temannya, di mana ia menjadi pusat perhatian mereka. Ia mempunyai banyak sekali cerita menarik yang tidak akan pernah habis, yang diceritakannya secara dramatis sehingga membuat ia disukai baik oleh anak-anak maupun orang dewasa, dan biasanya ia terkenal di dalam pesta-pesta atau perkumpulan-perkumpulan sosial.
Orang Sanguine tidak pernah kehabisan kata-kata. Ia seringkali berbicara dahulu sebelum berpikir, tetapi sikapnya yang tulus dan terbuka itu membuat orangorang tidak melawan atau menolak dia, sehingga mereka memberikan tanggapan terhadap perasaan hatinya. Cara hidupnya yang bebas (tidak terikat), yang kelihatan penuh gairah dan terbuka seringkali membuat orang-orang yang temperamennya lebih pemalu merasa iri hati kepadanya.

2. Choleric.
Tempramen Choleric yang keras ialah temperamen yang penuh semangat, bertindak cepat, aktif, praktis dan berkemauan keras. Seringkali ia merasa puas terhadap dirinya sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Ia cenderung untuk bersikap tegas dan berpendirian teguh, mudah membuat keputusan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Orang Choleric selalu penuh dengan aktivitas. Sebenarnya, bagi dia “hidup adalah aktivitas”. Ia tidak perlu harus dirangsang oleh keadaan sekelilingnya, tetapi malah ia lebih banyak merangsang keadaan sekelilingnya dengan gagasan,
rencana-rencana dan ambisinya yg tidak pernah habis. Aktivitasnya selalu mempunyai sasaran, karena ia mempunyai pikiran yang tajam dan praktis, dapat membuat keputusan-keputusan segera yang logis atau merencanakan suatu proyek jangka panjang yg sangat berguna.
Ia tidak akan terombang-ambing karena tertekan oleh apa yang dipikirkan orangorang lain. Ia bersikap tegas dalam menghadapi persoalan-persoalan dan seringkali ia dengan berani melawan ketidakadilan sosial atau keadaan-keadaan yang tidak benar.
Ia tidak takut terhadap kesengsaraan, sesungguhnya kesengsaraan itu justru membangunkan semangatnya. Ia telah mempunyai keputusan yang mantap dan seringkali ia berhasil di mana orang lain mengalami kegagalan. Hal ini bukan karena rencana-rencananya lebih baik daripada rencana-rencana orang lain, tetapi karena ia “terus maju” meskipun orang lain sudah putus asa dan berhenti.
Bila pepatah “Menjadi pemimpin adalah karena bakat, bukan karena latihan” itu benar, maka ia adalah orang yang berbakat memimpin. Emosinya adalah bagian temperamennya yang paling tidak menonjol. Ia tidak mudah untuk memberikan simpati kepada orang lain, dan ia juga tidak dapat menunjukkan atau menyatakan rasa kasih secara wajar. Ia sering merasa bingung atau muak melihat orang lain menangis. Ia kurang dapat menghargai karya-karya seni yang tinggi, perhatian utamanya hanya ditujukan kepada nilainilai kehidupan yang mendatangkan faedah.
Ia dapat segera melihat kesempatan yang ada dan dengan cepat mendiagnosa cara yang terbaik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu. Cara berpikirnya sistematis, walaupun hal-hal yang kecil-kecil biasanya membosankan baginya. Ia tidak bisa memeriksa secara teliti, tetapi ia cepat untuk memberikan penilaian yang berdasarkan intuisi, oleh sebab itu ia cenderung untuk melihat pada sasaran dari apa yang sedang dicapainya tanpa melihat adanya perangkapperangkap dan halangan-halangan yang mungkin timbul di tengah jalan.

3. Phlegmatic
Menurut Hippocrates, cairan tubuh yang menghasilkan temperamentemperamen yang tenang, dingin, lamban, santai, dan stabil disebut Flip Phlegmatic. Bagi orang Phlegmatic, hidup adalah pengalaman yang membahagiakan dan menyenangkan, tanpa pengalaman-pengalaman yang menggetarkan jiwa, di mana ia sebanyak mungkin tidak mau melibatkan diri dalam persoalan apa pun.
Orang Phelgmatic adalah orang yang sangat tenang dan santai sehingga nampaknya ia tidak pernah merasa terganggu, bagaimanapun keadaan di sekelilingnya. Ia sukar sekali marah dan jarang sekali meluapkan emosinya.
Orang Phlegmatic adalah orang yang memiliki tipe temperamen yang tetap sama setiap kali anda bertemu dengan dia. Di balik temperamennya yang dingin, acuh dan sifatnya yang seakan-akan pemalu itu, terdapat beberapa kemampuan yang tergabung menjadi satu. Ia mempunyai perasaan yang jauh lebih dalam daripada apa yang nampak pada wajahnya, dan ia memiliki kemampuan untuk menghargai karya seni yang tinggi dan hal-hal yang lebih baik dalam kehidupan.
Orang Phlematic tidak akan kekurangan teman karena ia menyukai orang-orang dan mempunyai rasa humor yang sinis. Ia adalah tipe orang yang meskipun berada di tengah-tengah orang banyak yang “tertawa terbahak-bahak” tetapi justru tidak pernah atau sedikit tersenyum. Ia memiliki kemampuan yang unik dalam melihat sesuatu yang lucu pada orang lain dan di dalam hal-hal yang mereka lakukan. Ia memiliki ingatan yang baik dan kuat dan seringkali ia pandai sekali dalam menirukan sesuatu. Salah satu hal lain yang disukainya ialah “MENGGODA ATAU MEMPERMAINKAN ORANG YANG MEMILIKI TEMPERAMEN YANG LAIN”.
Ia merasa jengkel dengan semangat yang berkobar-kobar dari orang Sanguine yang tidak pernah tenang dan tanpa tujuan, yang seringkali menghadapkan dia dengan kesia-siaan mereka. Ia benci dengan kemurungan orang-orang Melancholy dan cenderung untuk mencemoohkannya. ia senang sekali mematahkan rencana-rencana dan ambisi yang melangit dari orang Choleric.
Ia cenderung untuk menjadi penonton dalam kehidupan ini dan berusaha untuk tidak terlalu terlibat dalam persoalan orang lain. Biasanya ia sangat segan untuk melakukan suatu kegiatan di luar hal-hal rutin yang dilakukannya setiap hari. Ini tidak berarti bahwa ia tidak dapat mengerti perlunya tindakan serta kesulitankesulitan orang lain. Mungkin orang Phlegmatic dan orang Choleric dapat samasama melihat suatu ketidakadilan sosial, tetapi reaksi mereka sama sekali berbeda.

4. Melancholy
Orang Melancholy seringkali dilukiskan sebagai “temperamen yang suram atau murung”. Sebenarnya temperamen Melancholy adalah TEMPERAMEN yang PALING KAYA di antara tipe-tipe temperamen yang lain, oleh karena ia mempunyai sifat analitis, rela berkorban, berbakat, perfeksionis, dan memiliki emosi yang sangat sensitif. Dari keempat tipe temperamen, maka tipe Melancholy yang paling dapat menikmati karya-karya seni yang tinggi.
Ia mempunyai sifat pembawaan yang introvert, tetapi karena perasaanperasaannya lebih menguasai dirinya, maka keadaan hatinya cenderung untuk mengikuti perasaan hatinya yang berubah-ubah. Kadang-kadang perasaan hatinya mengangkat dia ke puncak kegembiraan sehingga membuat dia bertindak lebih ektrovert; namun pada saat lain ia merasa murung dan tertekan, dan pada saat-saat itu ia akan menjadi orang yang sangat pendiam dan sama sekali berlawanan dengan keadaan sebelumnya.
Orang yang memiliki temperamen Melancholy adalah seorang teman yang SANGAT SETIA, tetapi tidak seperti orang Sanguine, ia SUKAR mendapat teman. Ia tidak mau mengajukan diri untuk menemui orang-orang tetapi ia lebih cenderung untuk membiarkan orang-orang DATANG kepadanya. Mungkin orang yang memiliki temperamen Melancholy adalah orang yang paling dapat DIPERCAYAI dibanding dengan orang yang memiliki tipe-tipe temperamen yang lain, karena kecenderungannya untuk mencapai yang sempurna tidak membiarkan dirinya mengabaikan pekerjaannya atau membiarkan orang lain kecewa bila mereka bergantung kepadanya.
Sifat pembawaannya yang pendiam dan tidak mau menonjolkan diri itu bukan menandakan bahwa ia TIDAk menyukai orang lain. Sama seperti kebanyakan dari kita, ia tidak hanya menyukai orang lain, tetapi ia juga mempunyai keinginan yang kuat untuk DIKASIHI orang lain. Pengalaman-pengalaman yang mengecewakan membuat dia tidak untuk menilai seseorang berdasarkan apa yang tampak di luarnya, karena ia agak merasa CURIGA apabila ada orang yang mencari-cari dia atau memberikan perhatian yang berlebihan kepadanya.
Kemampuan yang hebat dalam menganalisa membuat dia dapat MEMPERKIRAKAN dengan tepat kemungkinan adanya halangan-halangan dan bahaya dalam setiap usaha yang direncanakannya. Sifat ini sangat bertentangan dengan sifat orang Choleric yang jarang sekali menyadari adanya persoalanpersoalan atau kesulitan-kesulitan, karena ia merasa YAKIN bahwa ia MAMPU mengatasi persoalan apa pun yang timbul. Sifat ini seringkali menyebabkan seorang Melancholy segan mengemukakan suatu gagasan baru atau menentang orang yang memprakarsai hal itu.

Sabtu, 21 Mei 2011

Macam-Macam Kecerdasan

Howard Gardner, dalam bukunya yang berjudul Multiple Intelligences, Menegaskan , bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja sukses untuk masa depan seseorang. Gambaran mengenai spektrum kecerdasan yang luas telah membuka mata para orang tua, guru ato ahli, tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan akan akan diminati oleh anak, atau seseorang dengan semangat tinggi. Sehingga potensi yang ada dapat berfungsi secara  optimal dan sesuai dengan jalur perkembangannya.

1.       Kecerdasan Matematik

Kecerdasan matematik sendiri memuat kemampuan seseorang dalam berfikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berfikir menurut logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir.
Ciri-ciri:
·         Menghitung problem aritmatika dengan cepat diluar kepala.
·         Suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?
·         Ahli dalam permainan catur, halma, dan sebagainya.
·         Mampu menjelaskan masalah secara logis.
·         Suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu.

2.       Kecerdasan bahasa

Kecerdasan bahasa memuat kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda dalam mengekspresikan gagasan-gagasannya
Ciri-ciri:
·         Suka menulis kreatif.
·         Suka mengarang.
·         Sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil.
·         Membaca diwaktu senggang.
·         Mengeja kata dengan cepat dan mudah.
·         Menikmati dengan cara mendengarkan.

3.       Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.
Ciri- ciri:
·         Suka memainkan alat musik.
·         Mudah mengingat melodi suatu lagu.
·         Lebih bisa belajar dengan iringan musik.
·         Bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain.
·         Mudah mengikuti irama musik.
·         Mempunyai suara bagus untuk menyanyi.

4.       Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan visual spasial memuat kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang.  Orang dengan kecerdasan seperti ini dapat menciptakan imajinasi dalam pikirannya,atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.
Ciri- ciri:
·         Memberi gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu.
·         Mudah membaca peta atau diagram.
·         Menggambarkan sosok orang atau benda  persis aslinya.
·         Sangat senang mengikuti kegiatan visual
·         Suka berfantasi
·         Mencorat coret diatas kertas
·         Lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata

5.       Kecerdasan  Kinestetik

Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan seseorang untuk secara aktif
 Menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
Ciri- ciri:
·         Banyak bergerak ketika duduk.
·         Aktif dalam kegiatan fisik.
·         Perlu menyentuh sesuatu yang dipelajari.
·         Menikmati kegiatan fisik.
·         Pandai menirukan gerakan.
·         Bereaksi secara fisik.
·         Suka membongkar dan menyusun kembali sebuah benda.

6.       Kecerdasan Inter-personal

Kecerdasan interpersonalm menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungan disekelilingnya.
Ciri- ciri:
·         Mempunyai banyak teman.
·         Suka bersosialisasi.
·         Banyak terlibat dalam kegiatan kelompok.
·         Berperan sebagai penengah dalam konflik.
·         Berempati besar terhadap orang lain.

7.       Kecerdasan Intra-personal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk menggali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri.
Ciri- ciri:
·         Memperlihatkan sikap independen.
·         Suka bekerja seorang diri.
·         Memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
·         Banyak belajar dari kesalahan masa lalu

8.       Kecerdasan naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam. Misalnya senang berada di lingkungan alam yang tebuka.
Ciri- ciri:
·         Suka dan akrab pada berbagai hewan paliharaan.
·         Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka.
·         Suka dengan hal-hal yang ada di alam.